KOMPRES HANGAT VS KOMPRES PLESTER UNTUK MENURUNKAN
DEMAM
Negara
Indonesia merupakan sebuah negara yang beriklim tropis dan mengalami dua musim
yaitu musim penghujan dan juga musim kemarau. Terjadinya pergantian musim dari
musim penghujan ke musim kemarau maupun sebaliknya, seringkali menjadi saat
yang tepat bagi penyebaran penyakit untuk mempengaruhi kesehatan tubuh masyarakatnya.
Dan biasanya anak-anaklah yang menjadi korban dari adanya perubahan musim
tersebut. Penyakit-penyakit yang sering kali berjangkit pada masa transisi
tersebut misalnya demam berdarah, diare, malaria, dan flu. Adanya gangguan
penyakit terhadap tubuh anak akan menyebabkan tubuh melakukan respon, yaitu
dengan meningkatkan suhu tubuh anak.(1)
Demam
merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang bayi dan juga anak-anak. (2) Hal ini
biasanya mengakibatkan para orang tua dan juga pengasuh bayi maupun anak-anak
menjadi khawatir. (3) Arifianto
(2007) menjelaskan bahwa demam sering menyerang anak-anak diakibatkan anak-anak
masih rentan terhadap yang namanya infeksi. Pada penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti diagnose medis juga menyebutkan bahwa paling sering
menemui anak yang demam karena infeksi. (1) Sebagian besar demam yang menyerang
anak-anak memang merupakan respon tubuh terhadap infeksi yang bersifat self limited. (3) Infeksi merupakan
situasi dimana tubuh kemasukan mikroorganisme. Virus, bakteri, parasite, dan
juga jamur merupakan contoh mikroorganisme yang dapat menginfeksi tubuh. (4) Hal ini tidak
perlu dikhawatirkan karena biasanya demam hanya berlangsung selama tiga hari
dan tidak sampai membutuhkan penanganan medis di rumah sakit. Jika sebagian
besar demam tidak berbahaya bagi anak, sebagian kecil demam pada anak merupakan
salah satu ciri dari adanya infeksi yang berbahaya bagi keselamatan jiwa anak. Biasanya
infeksi berbahaya yang menyebabkan demam adalah pneumonia, meningitis, artritis
septic dan juga sepsis. (3) Dalam menghadapi demam pada anak harus dapat
mengidentifikasi penyebab demam tersebut. Apakah demam tersebut hanya demam
biasa yang tidak berbahaya atau merupakan demam yang dapat mengancam
keselamatan dari sang anak.
Secara
sederhana demam dapat diartikan sebagai naiknya suhu tubuh melebihi batas
normalnya. Menurut kamus kedokteran Stedman’s
pada edisi ke-25, menjelaskan bahwa demam merupakan suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal yaitu 98,60F
atau 370C. (3) Menurut Schmitt (1984) tubuh yang mengalami demam
bila diukur melalui rektal akan menunjukkan suhu >380C (100,40F),
bila diukur pada oral >37,80C, dan bila melalui aksila >37,20C
(990F). Sedangkan NAPN (National Association of Pediatrics Nurse)
menyebutkan bahwa demam pada bayi yang berumur kurang dari tiga bulan, bila
dilakukan pengukuran pada rektal menunjukkan suhu lebiha dari 380C.
Dan pada anak yang berumur lebih dari tiga bulan, apabila dilakukan pengukuran
pada aksila dan oral akan menunjukkan suhu lebih dari 38,30C. (4)
Demam tinggi pada bayi maupun anak dengan suhu lebih dari 400C dapat
menyebabkan kejang demam yang sering dikenal dengan istilah step atau secara
medis disebut convulsion febrile yang
berbahaya bagi anak. Kejang yang terjadi melebihi waktu lima belas menit
beresiko mengakibatkan kerusakan otak, epilepsy maupun retardasi mental. (2)
Bayi atau anak yang mengalami demam bisanya tidak
hanya mengalami kenaikan suhu tubuh, namun juga akan merasa tidak nyaman,
gelisah dan sering rewel. Para orang tua ketika mengetahui bayi atau sang anak
mengalami panas biasanya akan segera melakukan berbagai tindakan untuk menurunkan
panas tubuh sang anak. Upaya tersebut juga utuk memberikan kenyaman kepada sang
anak. Tindakan tersebut dengan yaitu dengan menyuruh sang anak untuk banyak
beristirahat, banyak minum, memberi obat penurun panas dan juga memberi
kompres.
Terapi
kompres merupakan salah satu
cara menurunkan panas yang dikenal oleh banyak orang sejak dulu. Terapi kompres
sendiri adalah metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh atau menghambat
kenaikan suhu tubuh melalui mekanisme penyerapan energi dari daerah demam lalu
mentransfer energi tersebut pada molekul air dan menurunkan suhu demam melalui
penguapan. (5) Terapi kompres
dilakukan dengan menggunakan kain yang dibasahi kemudian diletakkan pada bagian
tubuh yang mengalami demam. (2) Air yang digunakan bukan air dingin melainkan
dengan menggunakan air hangat. Kompres dengan air dingin sebenarnya tidak
menurunkan panas tubuh, justru menaikkan panas tubuh. (1) Suhu tubuh naik
karena air dingin yang digunakan akan merangsang produksi panas dan juga
menghalangi keluarnya panas dalam tubuh. (6) Selain itu,
kompres dengan menggunakan air dingin dapat menyebabkan keadaan anak menjadi
menggigil, menangis, dan juga menyebabkan biru. (1) Hal-hal tersebut justru
akan semakin membuat keadaan dari sang anak yang demam menjadi tidak nyaman. Kompres dengan menggunakan air
dingin juga dapat memacu penurunan temperature inti tubuh, yang mangakibatkan terjadinya
vasokontriksi. Shivering atau yang lebih dikenal dengan peningkatan aktivitas
otot juga dapat terjadi karena penggunaan kompres dengan air dingin ini. (6)
Kompres yang berkhasiat adalah dengan menggunakan air hangat. (1) Kain yang
dibasahi dalam kompres hangat bukan hanya bisa dengan menggunakan air hangat,
kompres hangat juga dapat menggunakan alkohol. Namun, sekarang penggunaan alkohol
untuk kompres hangat ini, sudah tidak dianjurkan karena berbahaya bagi
keselamatan sang anak. (2) Kompres hangat ini harus dilakukan secara berulang
dan kemudian dilakukan pemantaun perkembangan suhu tubuh dari anak dalam kurun
waktu dua puluh menit sekali (Budiartha, 2009). (4)
Beberapa
ahli memiliki definisi tersendiri tentang kompres hangat. Anugraheni dan
Wahyuningsih (2013) menjelaskan bahwa kompres hangat merupakan salah satu cara dengan
menggunakan suhu hangat dari kompres yang dapat memberikan reaksi fisiologis.
Sedangkan Price (2005) dalam Fauziyah (2013) juga memberikan penjelasan
mengenai kompres hangat, yaitu penggunaan rasa hangat dari cairan untuk
mengurangi rasa nyeri dengan cara memperlebar pembuluh darah dan juga
meningkatkan aliran darah lokal. (5) Secara garis besar beberapa pengertian
dari kompres hangat memiliki maksud yang sama yaitu memanfaatkan rasa hangat
untuk menurunkan panas tubuh anak. Tujuan dari kompres hangat ini, dijelaskan
juga oleh Gabriel (1998) dan juga Fauziyah (2013) yaitu memperlancar pembuluh
darah dengan cara memperlebar dan juga memperbaiki pembuluh darah pada jaringan
tersebut, rasa hangat yang diberikan juga berfungsi untuk menurunkan ketegangan
yang ada di otot, serta tujuan dari kompres hangat ini juga dapat meningkatkan
sel darah putih secara penuh, mempengaruhi
peradangan, serta dilatasi yang menyebabkan peningkatan sirkulasi dari
darah dan juga tekanan kapilernya. Tekanan dari O2 dan juga CO2 dalam darah
akan mengalami kenaikan yang mengakibatkan pH darah mengalami penurunan. (5)
Kompres
hangat merupakan salah satu usaha untuk menurunkan panas tubuh yang murah
harganya, mudah untuk dilakukan, dan juga efektif hasilnya. Karena kompres ini
dapat dilakukan oleh siapa saja, dan tidak membutuhkan peralatan yang rumit
ataupun mahal. Kompres ini juga tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya
bagi anak demam yang dikompres. Walaupun kompres hangat ini merupakan cara yang
sudah dilakukan dari zaman dulu dan dianggap tradisional, kompres hangat ini
tetap efektif dan terbukti hasilnya untuk menurunkan suhu tubuh serta masih
banyak dilakukan pada zaman sekarang. Bagi para ibu yang memiliki anak yang
sedang demam juga lebih memilih melakukan penanganan pertama demam dengan cara
kompres hangat ini.
Terapi
kompres hangat konvensional ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahannya
terletak pada cairan yang digunakan unutk membasahi kain. Penggunaan air hangat yang digunakan untuk membasahi
kain dapat melebar ke bagian-bagian tubuh lain dari sang anak sehingga
menyebabkan rasa tidak nyaman bagi sang anak. Karena alasan itulah terapi
kompres dengan air hangat dinilai kurang praktis digunakan zaman sekarang. Selain
itu, alkohol dapat masuk ke tubuh dengan jalan meresap melalui kulit dan juga
bau dari alkohol dapat menyebabkan keracunan jika terhirup. (2)
Karena
dinilai bahwa kompres hangat tidak praktis, di era yang modern sekarang ini
muncul sebuah inovasi terbaru untuk menurunkan panas saat anak demam. Inovasi
tersebut adalah sebuah plester kompres yang siap pakai dan dijual bebas di
apotek. Sama hal nya dengan kompres hangat, plester kompres ini juga berkhasiat
dalam menurunkan suhu tubuh ketika mengalami demam. Penggunaan dari plester
kompres ini sama halnya seperti pada kompres hangat, namun tidak perlu
menggunakan air maupun alkohol lagi. Cukup dengan menempelkan plester kompres
yang sudah siap kebagian tubuh yang demam dari sang anak, dan lakukan
pemantauan suhu tubuh anak secara berkala.
Pembuatan
plester kompres ini salah satunya dapat menggunakan hydrogel on
polyacrylate-basis. Hydrogel ini telah menjadi bahan pembuatan plester kompres
yang banyak digunakan di Indonesia. Hidrogel ini merupakan salah satu polimer
yang mempunyai ikatan silang atau crosslink
yang didalamnya terkandung air dalam jumlah cukup banyak yaitu sekitar
lebih dari tujuh puluh persen. (2) Selain itu hydrogel juga mengandung mentol
dan paraben, yang keduanya diformulasikan sehingga dapat mempercepat
perpindahan panas dari tubuh ke plester kompres ini. Paraben sendiri merupakan
senyawa berbentuk serbuk kristal putih yang tidak dapat larut kedalam air,
namun mudah larut kedalam methanol dan enthanol yang mempunyai sifat antibakteri.
Kandungan air yang cukup banyak dalam struktur polimer hidrogel inilah yang
berguna untuk menurunkan suhu tubuh. (1) Cara kerja dari plester kompres ini
adalah dengan melalui penyerapan panas tubuh (energi) dari sang anak yang
mengalami demam kemudian menguapkannya. (2) Kompres plester ini akan membuat
pembuluh darah bagian tepi pada kulit melebar, kemudian hal tersebut akan
membuat pori-pori kulit menjadi terbuka. Panas didalam tubuh akan dikeluarkan
dengan mudah melalui pori-pori dan kemusdian suhu tubuh yang semula tingga
dapat mengalami penunuran suhu. Daerah yang biasanya dilakukan penempelan
plester kompres ini adalah pada bagian dahi, ketiak, dan juga pada lipatan paha
yang merupakan bagian terdapatnya pembuluh darah besar. (1) Kapasitas panas
yang diuapkan adalah sekitar 0,6 kilokalori per gram. (2)
Plester
kompres ini sangat membantu, karena selalu siap pakai. Jadi, para ibu tidak
perlu lagi menyiapkan air hangat ketika sang anak mengalami demam. Dan tidak
perlu khawatir dengan air yang akan melebar keberbagai bagian tubuh sang anak
yang menyebabkan ketidaknyamanan. Selain keunggulan yang dimilikinya, penggunaan
dari plester kompres ini juga mempunyai memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya adalah plester kompres ini tidak dapat melekat pada kulit dengan
baik. Karenanya proses penyerapan panas tubuh menjadi tidak maksimal. Oleh
karena itu harus diperbaiki dari segi daya lengketnya (stickiness). Plester kompres ini juga mudah rapuh, sehingga perlu
dilakukan perbaikan pada fleksibilitas gel nya. Serta warnanya yang putih tidak
transparan. (2)
Menurut
hasil penelitian dari Djuwariyah, Sodikin, dan Mustiah Yulistiani (2011)
penggunaan kompres hangat dan juga plester kompres ini sama-sama terbukti
efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak saat demam. Namun, penggunaan kompres
hangat disimpulkan lebih efektif dari pada plester kompres dengan persentase
keefektifan 74,6% disbanding plester kompres. Hal ini dapat terjadi karena
menurut peneliti kompres hangat dapat memperlebar pembuluh darah atau
vasodilatasi, memberikan tambahan dalam sel berupa nutrisi dan juga oksigen,
membantu meningkatkan penyuplaian darah ke kebagian-bagian tubuh. Oleh
karenanya suhu tubuh yang semula melebihi batas normal dapat turun mencapai
normal kembali. Tata letak dan cara dalam pemberian kompres hangat juga
mempengaruhi penurunan suhu tubuh. Sama seperti Djuwariyah, Sodikin, dan
Mustiah Yulistiani, Ika Nurwahyuni (2011) juga menjelaskan dalam penelitiannya
bahwa tata letak pemberian kompres hangat yaitu pada dahi dapat menurunkan
panas lebih efektif. (1)
Kesimpulan
yang dapat diperoleh adalah dalam menurunkan suhu tubuh anak demam dapat menggunakan cara tradisional dengan
kompres hangat maupun dengan cara yang modern yaitu menggunakan plester
kompres. Keduannya sudah terbukti efektif dalam menurunkan suhu tubuh, walaupun
dalam penelitian lebih lanjut penggunaan dari kompres hangat dinyatakan lebih efektif
dari pada penggunaan dari plester kompres. Dan dari kedua cara tersebut
sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kembali lagi ke diri kita masing-masing mau
memilih yang mana yang kita anggap sesuai untuk kita. Namun, dari pada kita mengobati
suatu penyakit alangkah baiknya jika kita mencegah penyakit tersebut, seperti
pepatah yang mengatakan bahwa “mencegah lebih baik dari pada mengobati”. Tetap
menjaga kesehatan merupakan sesuatu yang sudah semestinya kita lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuwariyah,
Sodikin, Mustiah Y. Efektivitas penurunan suhu tubuh menggunakan kompres air
hangat dan kompres plester pada anak dengan demam di ruang kanthil rumah sakit
umum daerah banyumas. Available at: http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/16/jhptump-a-djuwariyah-758-1-efektivi-.pdf.
Accessed 15 Desember 2014.
2. Darmawan D, Lely H. Potensi hidrogel polivinil pirolidon (pvp)-pati hasil iradiasi gamma
sebagai plester penurun demam.
April 2010;6(1):46–57.
3. Nia K. Penatalaksanaan
demam pada anak. Available at: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/penatalaksanaan_demam_pada_anak.pdf.
Accesed 15 Desember 2014.
4. Penanganan demam. Available
at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21445/4/Chapter%20II.pdf.
Accesed 20 Desember 2014.
5. Tri I. Pemberian kompres
hangat terhadap penurunan skala phlebitis pada asuhan keperawatan ny.s dengan
hipertensi di intensive care unit (icu) rsud sukoharjo. Available at: http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/13/01-gdl-triindarti-614-1-ktitri-5.pdf.
Accessed 15 Desember 2014.
6. Nurlaili S. Efektifitas
kompres dingin dan hangat pada penataleksanaan demam. Available at: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/sainstis/article/view/1866/pdf.
Accessed 23 Desember 2014.
0 komentar:
Posting Komentar